Kamis, 14 Juli 2011

Kepulangan Darsem


Rabu 13 Juli 2011. Darsem sudah berada di tanah air.

Marty menyatakan, kepulangan Darsem juga tidak lepas dari instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang sangat tegas dan lugas meminta agar Darsem kembali ke tanah air. "Kita mensyukuri apa yang terjadi hari ini. Di lain pihak kita diingatkan bahwa masih banyak tugas yang berat di depan dan ini kita sedang melakukan tahapan-tahapan," ujar Marty.

Darsem divonis hukuman mati karena dituduh membunuh saudara majikannya, seorang warga negara Yaman a.n Waled Bin Salem. Perempuan asal Kampung Trungtung, Desa Patimban, Kabupaten Subang, Jawa Barat ini mengaku membela diri karena Waled Bin Salem hendak memperkosanya.

Direktur Timur Tengah Kemenlu, Ronnie Yuliantoro, berjanji secara terus menerus melakukan pembelaan hukum melalui Kedutaan Besar RI di Riyadh. Menlu telah menugaskan tim untuk menyelesaikan masalah termasuk memulangkan Darsem.

Pada tanggal 24 Juni dilakukan penyerahan ruyat atau uang pemaafan sekitar 2 juta Riyal Rp4,6 miliar yang dibayarkan pemerintah. "Melalui pembayaran ruyat ini Darsem secara sah telah dibebaskan dari hukuman qisash atau hukuman mati, secara otomatis bebas dari hukuman publik," kata Ronnie.

Penyelesaian pembebasan berkas perkara Darsem diserahkan oleh Pengadilan Tinggi Riyadh kepada kantor Gubernur Riyadh yang bertugas melakukan pengkajian, termasuk penghitungan lamanya hukuman yang telah dijalani Darsem.

"Kantor Gubernur Riyadh telah menghitung lamanya hukuman yang dijalani Darsem dan kriteria pengampunan yang diberi oleh Raja Arab Saudi kepada narapidana yang tersangkut perkara pidana," ungkap Ronnie.
Pada 27 Juni diperoleh kepastian bahwa masa hukuman Darsem yang dijaani sejak Desember 2007 memiliki kriteria pengampunan yang diberikan Kerajaan Arab Saudi. Hal ini berarti Darsem secara hukum publik dibebaskan dan dapat dipulangkan ke indonesia.

Mulai 27 Juni hingga 12 Juli dilakukan proses pembebasan dan pemulangan Darsem. Antara lain pemenuhan persyaratan administrasi, mulai dari sidik jari dan kelengkapan dokumen. Kemudian pemesanan tiket penerbangan.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar menyambut baik kepulangan Darsem. Kepulangan Darsem ini merupakan salah satu bentuk keberhasilan pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan terkait dengan penempatan dan perlindungan TKI yang bekerja di luar negeri.

"Saya menyambut baik kepulangan Darsem hari ini. Saya langsung intruksikan Kepala BNP2TKI agar benar-benar mengawal kepulangan Darsem mulai dari Jakarta sampai ke kampung halamannya," kata Menakertans Muhaimin Iskandar seusai mengikuti

Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR Ri di Senayan, Jakarta pada Rabu kemarin.

Muhaimin mengatakan selama ini pemerintah telah berupaya keras dengan melakukan berbagai cara dalam menyelamatkan para TKI yang saat ini terancam hukuman mati di berbagai negara penempatan.

"Pada prinsipnya pemerintah berusaha keras dan mengerahkan segala daya upaya untuk menyelamatkan WNI/TKI yang terancam hukuman mati, termasuk dengan membayar tebusan. Namun perlu di klarifikasi dulu. Pemerintah akan memprioritaskan terlebih dahulu bagi para TKI yang terdhalimi tidak berdaya, tidak bersalah, itu pasti kita bantu," kata Muhaimin Sempat Menangis

Saat mengikuti konferensi pers di Kemlu, Darsem, tidak pernah berhenti memeluk Safii, anaknya yang sudah lima tahun ditinggal ke Arab Saudi.

Kabar kembalinya Darsem ke Indonesia sudah diketahui kedua orang tuanya, Dawud Tawar dan Sawinah, sudah diketahui sejak Selasa kemarin. Dawud mengaku kaget karena kabar kepulangan Darsem ke Indonesia sangat tiba-tiba. "Ayah Darsem tidak henti-hentinya melakukan sujud syukur," ujar Elyasa Budianto, penasihat hukum Darsem.

Dawud mengaku sangat senang karena keinginan berkumpul bersama di bulan Ramadhan bersama Darsem terwujud. Begitupula, Safii, impiannya untuk bisa disaksikan sang Ibu saat dikhitan juga bakal tercapai.

Acara penyambutan Darsem tidak hanya berlangsung di Kemlu. Warga desa Desa Patimban yang juga menantikan kedatangan Darsem bahkan sudah menyiapkan tenda menyambut kedatangan Darsem.

Darsem yang dikerubuti wartawan tidak dapat menahan air mata. Awalnya beberapa satpam sudah mengingatkan wartawan untuk menghentikan pengambilan gambar Darsem. "Sudah dia tidak mau difoto. Kalau mau," kata ayah Darsem, Dawud Tawar, Selasa 13 Juli.

Insiden ini memancing kericuhan di antara pekerja media. Akhirnya Darsem diminta kembali ke dalam ruangan, tapi  kericuhan kembali terjadi karena insiden itu telah memancing amarah ayah Darsem. Darsem yang tampak shock dan lelah pun menangis.

Pekerja media yang terus ngotot mengambil foto Darsem tetap meminta agar Darsem melakukan konferensi pers. Beberapa staf kementerian luar negeri juga sempat terpancing amarahnya. Mereka akhirnya memutuskan membiarkan Darsem dibawa pergi.

0 komentar:

Posting Komentar